Meski sepanjang tahun 2015 keuntungan salah satu perusahaan tambang tanah air PT Vale Indonesia Tbk (INCO) per periode alami peningkatan namun dibandingkan tahun 2014 kinerja keuangannya menurun. Diakui perusahaan turunnya pendapatan oleh kelesuan pasar nikel dunia menjadi penyebab turunnya kinerja usaha meski beban dan utang berhasil diturunkan.
Dalam periode bulan Juli hingga Agustus, INCO hanya mencetak laba bersih sebesar US$51,86 juta atau US$0,005 per saham yang turun 60% dibandingkan US$130,35 juta pada periode yang sama tahun 2014. Pendapatan yang berhasil dicapai pada kuartal tersebut sebesar US$614,14 juta dari US$772,87 juta tahun 2014.
Selain itu beban pokok, beban usaha dan beban keuangan perseroan alami penurunan, namun aset perusahaan hingga akhir bulan September ikut berkurang menjadi US$2,28 miliar setelah akhir tahun 2014 USD2,33 miliar. Disisi lain INCO berhasil menurunkan utang perseroan menjadi US$446,76 juta dari US$548,84 juta tahun 2014.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Jumat (23/10/15) saham INCO dibuka pada level 2700 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 2240 dan bergerak dalam kisaran 2300 – 2245 dengan volume perdagangan saham baru mencapai 19,9 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, saham INCO konsolidasi sejak awal Oktober hingga berakhir anjlok 2% kemarin. Selain itu indikator Stochastic menunjukkan pergerakan menurun dan baru masuki area jenuh jualnya.
Indikator Average Directional menunjukkan garis +DI berada di atas garis –DI serta garis ADX yang sedikit menurun menggambarkan bahwa tren saham INCO diperkirakan mengalami penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya, rekomendasi trading hingga akhir pekan ini berada di target support pada level 2214 hingga resistence di level 2875.
Joel/VMN/VBN/ Senior Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens