Pertama Kalinya Dalam 5 Bulan, Level Optimisme Konsumen Korsel Sentuh Level Tertinggi

890

Siang ini (27/10), Bank of Korea (BOK) kembali melaporkan skor tingkat keyakinan konsumen Korea Selatan (Korsel) untuk periode yang berakhir pada Oktober ini. Dalam rilis tersebut terlihat bahwa keyakinan konsumen di bulan ini kembali menguat genap memasuki bulan ke-4 nya berturut-turut bahkan pada bulan ini skor indeks keyakinan konsumen Korsel berhasil menyentuh level tertingginya dalam lima bulan terakhir. Sebelumnya sudah dilaporkan bahwa di sepanjang Q3-2015 kemarin, laju konsumsi dan investasi konstruksi di negara ini juga berhasil bukukan kenaikan yang melebihi perkiraan dengan laju PDB tercatat sebesar 1,2 persen (yoy), angka pertumbuhan tersebut juga adalah yang tertinggi dalam 5 (lima) tahun terakhir).

Rilis laju PDB tersebut menjadi salah satu fundamental positif yang memengaruhi optimisme para pelaku ekonomi di negara ini. Adapun indeks keyakinan konsumen Korsel pada bulan ini dilaporkan naik menjadi 105 dari hanya sebesar 103 di bulan sebelumnya. Level keyakinan konsumen pada bulan ini merupakanyang tertinggi sejak Mei 2015 lalu, dimana saat itu skor indeksnya berhasil menyentuh level 105,0. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

South Korea Consumer Confidence

Berdasarkan hasil survey BOK ini, sentimen konsumen pada standar hidup saat naik satu poin dari bulan sebelumnya sehingga berakhir pada level 92, dan untuk prospek masa depan juga tercatat satu poin lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya hingga berakhir pada level 100. Indeks yang mengukur kondisi ekonomi dalam negeri saat ini naik tajam ke level 81 dari tang semula hanya tercatat sebesar 73 di bulan September. Sedangkan prospek ekonomi di masa depan juga meningkat ke level 91 dari skor 88 di bulan sebelumnya. Sementara itu, sentimen konsumen terkait dengan calon perubahan pendapatan rumah tangga naik ke level 101 pada bulan ini dari yang semula tercatat pada level 100 di bulan September.

Namun demikian, sejauh ini Korsel masih memiliki masalah dalam hal rendahnya inflasi. Rendahnya inflasi mengindikasikan di negara tersebut tidak terjadi pertumbuhan, sebagai informasi sudah 10 bulan terakhir laju inflasi Korsel tercatat dibawah 1 persen. Dengan demikian bayang-bayang deflasi masih akan  terus membayangi perekonomian negara ini. Perlambatan ekonomi Tiongkok memang menjadi salah satu hal yang  memengaruhi gerak perekonomian Korsel, hal ini disebabkan ekspor ke Tiongkok menyumbang seperempat dari total ekspor Korsel di tahun 2015 ini.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here