PDB Q3 Inggris Melambat, Kesempatan BOE Naikkan Suku Bunganya Tertutup

759

Sebelumnya sudah dilaporkan bahwa laju inflasi Inggris pada September 2015 kembali terjerumus ke jurang deflasi, dimana laju inflasi Inggris pada bulan September 2015 lalu bukukan perlambatan dan berakhir sebesar -0,1 persen (yoy) setelah tercatat flat di bulan Agustus. Terkontraksinya laju inflasi Inggris pada bulan lalu bukan tidak mungkin bisa membawa Inggris ke jebakan deflasi seperti yang dialami Jepang hingga saat ini. Tentu hal ini menjadi tantangan besar terutama bagi BOE untuk terus memberikan stimulus moneter agar sektor riil nya terpancing untuk melakukan belanja maupun investasi. (Lihat juga: Untuk Kedua Kalinya Di Tahun Ini, Inggris Catat Inflasi Hingga Negatif)

Ditengah buruknya laju inflasi Inggris hingag bulan lalu, pasalnya pemulihan ekonomi Inggris pada kuartal ketiga lalu nampak melambat melebihi yang diharapkan sebelumnya, adapun penyebabnya dilansir karena penurunan tajam yang terjadi pada kinerja di bidang konstruksi. Perlambatan recovery ekonomi Inggris tercermin pada rilis awal laju Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Inggris pada Q3-2015 yang hanya bukukan pertumbuhan sebesar 0,5 persen (qoq), padahal di kuartal sebelumnya tercatat sebesar 0,7 persen (qoq). Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka laju PDB Inggris pada Q3 lalu menyentuh level terendahnya dalam kurun 2 (dua) tahun terakhir yaitu sebesar 2,3 persen (yoy). Dapat dilihat rilis PDB kuartalan Inggris pada gambar dibawah ini:

United Kingdom GDP Growth Rate

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Inggris sudah dianalisa lebih dulu oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang pada awal bulan Oktober ini telah memangkas proyeksi pertumbuhan Inggris untuk tahun 2015 secara keseluruhan menjadi sebesar 2,5 persen. Perlu diketahui, meski IMF memangkas proyeksinya terhadap Inggris, persentase laju pertumbuhan Inggris tersebut tetap masih mengungguli negara-negara maju lainnya. IMF melihat, penyebab terbesar perlambatan ekonomi Inggris tahun ini selain karena buruknya kinerja di bidang konstruksi, yang lainnya adalah akibat perlambatan ekonomi Tiongkok.

Momentum pertumbuhan ekonomi Inggris menjelang sisa tahun 2015 nampak mulai mereda ditengah meningkatnya ketidakpastian arah ekonomi global yang cenderung melemah. Pertumbuhan ekonomi Ingrgis dilansir, hampir seluruhnya didorong oleh kinerja di sektor jasa yang selama ini mendominasi perekonomian Inggris, sementara kinerja di sektor manufakturnya masih menyusut hingga Q3 lalu, demikian juga dengan kinerja di bidang konstruksi yang bukukan kontraksi terbesarnya dalam kurun tiga tahun terakhir.

Beberapa ekonom melihat, jika Inggris tidak mampu mengangkat kinerja di sektor manufakturnya maka kemungkinan besar laju pertumbuhan PDB pada kuartal keempat mendatang hanya akan berada pada kisaran 0,3 persen. Sementara itu, rilis final PDB Q3-2015 Inggris akan dipublikasikan pada pekan depan. Bank sentral Inggris (BoE) pun sudah menegaskan pihaknya tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga rendahnya yang tercatat sebesar 0,5 persen. Gubernur BoE, Mark Carney mengatakan keputusan terkait kebijakan moneter baru akan dilakukan setelah pergantian tahun.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here