Harga kakao berjangka ICE Futures mengalami penurunan terbatas pada penutupan perdagangan Jumat dini hari tadi (30/10). Malam tadi harga kakao sempat melanjutkan kenaikannya didukung oleh maraknya aksi pembelian yang dilakukan oleh para spekulan. Harga sempat menyentuh posisi tertinggi dalam satu bulan belakangan.
Aksi ambil untung mengalahkan sentimen positif yang sempat mewarnai perdagangan kakao berjangka. Dukungan menguat harga komoditas ini hadir di tengah kabar bahwa produksi pengolahan kakao di Asia lebih tinggi dari harapan. Pasar kakao global juga terangkat oleh kabar kemenangan presiden incumbent Pantai Gading. Kemenangan ini juga kabarnya diterima oleh oposisi. Ini merupakan kabar gembira untuk semua orang.
Produksi kakao masih cenderung terganggu akibat kekeringan. El Nino yang menyerang Negara-negara produsen di Asia Tenggara menyebabkan tanaman masih rentan terhadap penyakit dan kondisi kering menyebabkan stress pada tanaman.
Di akhir perdagangan dini hari harga kakao berjangka kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan pelemahan yang tipis saja. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar 4 dollar atau 0,12 persen pada posisi 3.215 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat. Saat ini indikator jangka pendek dan menengah masih ada dalam pola bullish lemah. Sementara untuk jangka panjang tampak kecenderungan sideways.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.260 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.300 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.164 dollar dan 3.130 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
