Harga kakao berjangka ICE Futures mengalami penguatan yang signifikan pada akhir perdagangan Sabtu dini hari lalu (2/11). Harga kakao berakhir pekan dengan membukukan kenaikan harian dan mingguan didukung oleh potensi gangguan pasokan akibat kekeringan di kawasan-kawasan penanaman kakao global.
Dukungan menguat harga komoditas ini hadir di tengah kabar bahwa produksi pengolahan kakao di Asia lebih tinggi dari harapan. Meskipun secara umum permintaan belum dapat dikategorikan kuat tetapi potensi kenaikan permintaan yang disertai oleh kekhawatiran ketatnya pasokan mampu mendukung harga untuk bertahan dalam pola bullish.
Produksi kakao masih cenderung terganggu akibat kekeringan. El Nino yang menyerang Negara-negara produsen di Asia Tenggara menyebabkan tanaman masih rentan terhadap penyakit dan kondisi kering menyebabkan stress pada tanaman.
Di akhir perdagangan dini hari harga kakao berjangka kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan yang signifikan. Harga komoditas tersebut ditutup melonjak sebesar 44 dollar atau 1,37 persen pada posisi 3.259 dollar per ton. Harga kakao berjangka tersebut bertengger di posisi paling tinggi dalam lebih dari satu bulan belakangan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat. Saat ini indikator jangka pendek dan menengah masih ada dalam pola bullish lemah. Sementara untuk jangka panjang tampak kecenderungan sideways.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.293 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.330 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.197 dollar dan 3.160 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
