Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Selasa terpantau mengalami penurunan (03/11). Harga komoditas ini gagal memanfaatkan sentimen positif berupa penurunan mata uang ringgit. CPO tidak juga kunjung rebound meskipun mata uang ringgit hari ini menurun terhadap dollar AS. Penurunan ringgit menyebabkan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi para pembeli luar negeri. Seharusnya hal ini mendorong kenaikan permintaan.
Akan tetapi turunnya harga minyak mentah menjadi dorongan sentimen negatif yang mengakibatkan harga CPO tertahan di dalam trend melemah. Melemahnya harga minyak mentah membuat bahan bakar alternatif seperti yang dibuat dari CPO berkurang permintaannya. Akibatnya permintaan CPO di bursa komoditas Malaysia masih lesu hingga hari ini.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami pelemahan tajam. Harga kontrak Januari 2016 yang merupakan kontrak paling aktif mengalami penurunan sebesar 22 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.309 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan trend melemahnya. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global. Harga minyak mentah juga memberikan pengaruh kuat terhadap pergerakan harga CPO.
Harga CPO berjangka kontrak Januari di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.270 ringgit dan 2.240 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.340 ringgit dan 2.370 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang