Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga minyak mentah ditutup retreat. Kenaikan yang tinggi pada perdagangan kemarin runtuh setelah terjadinya penguatan dollar AS, jatuhnya harga bensin dan meningkatnya persediaan minyak mentah AS.
Dollar AS menguat pasca pidato Ketua The Fed, janet Yellen yang menyatakan harapan kenaikan suku bunga AS masih ada dan masih hidup untuk tahun ini, asalkan pasar tenaga kerja membaik dan tingkat inflasi mencapai 2%. Pidato Yellen ini semakin meyakinkan pasar akan kenaikan suku bunga AS akan dilaksanakan akhir tahun ini.
Sementara itu harga bensin berjangka AS jatuh lebih dari 2 persen, turun dari rally 5 persen pada Selasa, sebelumnya, meskipun Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan persedian minyak mentah 3,3 juta barel lebih besar dari perkiraan stok bahan bakar mobil pekan lalu.
Energy Information Administration (EIA) menyatakan persediaan minyak mentah AS naik untuk keenam pekan berturut-turut, menambahkan 2,85 juta barel pekan lalu, sejalan dengan perkiraan, meskipun penurunan impor ke level terendah sejak 1991.
Harga minyak mentah WTI untuk kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif saat ini ditutup turun. Harga minyak mentah WTI mengalami penurunan 3,3 % atau 1,58 dollar, pada 46,32 dollar per barel.
Sementara itu harga minyak mentah Brent untuk kontrak Desember juga tampak mengalami penurunan, ditutup turun 1,91 dollar, atau 3,78 %, pada 48,63 dollar per barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini di sesi Asia saat ini sedang cenderung mengalami tekanan dengan meningkatnya keyakinan kenaikan suku bunga AS.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI diperkirakan akan mengalami Support pada posisi 45,50 dollar, Support selanjutnya ada di 44,50 dollar. Jika terjadi pergerakan yang berbalik rebound harga akan menemui Resistance pada posisi 47,50 dollar dan 48,50 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang