Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan awal pekan Senin (09/11) dibuka turun. Saat ini terpantau IHSG terus alami pelemahan -0,57% pada 4541,97.
Pelemahan IHSG terpengaruh bergejolaknya pasar global dengan meningkatnya keyakinan kenaikan suku bunga AS paska rilis data ketenagakerjaan AS yang positif pada Jumat kemarin. Data Non Farm Payroll Oktober meningkat dari sebelumnya dan data Unemployment Rate berada pada level yang diharapkan.
Penguatan keyakinan kenaikan suku bunga AS mendorong penguatan dollar, yang akibatnya menekan harga komoditas dan minyak mentah yang alami penurunan.
Sementara itu bursa Wall Street pada penutupan dini hari tadi dan pembukaan bursa Asia pagi ini, sama-sama mixed, masih terpengaruh kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada Desember ini.
Pagi ini terpantau 52 saham menguat dan 105 saham melemah. Terjadi perdagangan saham sebanyak lebih dari 473 juta saham dengan nilai mencapai lebih dari 537 miliar rupiah, dengan frekuensi perdagangan sebanyak lebih dari 24.336 kali.
Pada hari ini akan dirilis beberapa data indicator ekonomi Indonesia. Data Business Confidence Q3 diperkirakan meningkat dari level 105.46 pada kuartal sebelumnya meningkat menjadi 107.3 pada kuartal ketiga ini. Demikian juga data Retail Sales (YoY) September berada pada level 9,32% meningkat dari level 5,4% pada bulan sebelumnya. Sedangkan data Car Sales (YoY) Oktober diperkirakan menurun dari -9,3% menjadi -11,7%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan IHSG akan mencoba keluar dari tekanan pasar global dengan mengharapkan penguatan fundamental domestic dengan merespon data Business Confidence dan Retail Sales yang meningkat ditambah dengan pelaksanaan paket kebijakan ekonomi tahap VI diharapkan memberikan sentiment positif bagi IHSG.
IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 4505-4482, dan kisaran Resistance 4555-4586.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
