Harga minyak pada penutupan Sabtu dinihari (14/11) kembali merosot dengan sentimen melimpahnya persediaan minyak mentah meningkat baik pada produksi kilang minyak di darat maupun di laut.
Harga minyak telah jatuh di tujuh dari delapan sesi terakhir, dengan penurunan semakin cepat setelah data pemerintah AS, pada Kamis lalu menegaskan kenaikan mingguan ketujuh dalam persediaan minyak mentah AS yang mengambil stok di dekat rekor tertinggi bulan April.
Badan Energi Internasional (IEA) menambahkan lagi sentimen bearish pada hari Jumat, yang menyatakan stok persediaan minyak mentah mencapai rekor 3 miliar barel produksi di seluruh dunia.
Harga juga tergelincir setelah Baker Hughes melaporkan jumlah kilang minyak yang beroperasi di Amerika Serikat naik untuk pertama kalinya dalam 11 minggu.
Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Desember ditutup turun 2,42%, pada 40,74 dollar per barel. Merosotnya harga minyak mentah ini memperpanjang kerugian mingguan ke terbesar dalam delapan bulan, sebesar 8% sejak Maret lalu.
Sementara harga minyak untuk pengiriman Desember turun 46 sen, atau 1,04 %, pada 43,60 dollar per barel. Kelemahan dibatasi oleh akan berakhirnya kontrak Desember. Brent turun hampir 8 persen juga sejak Maret.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi alami tekanan dengan sentiment negatif peningkatan pasokan minyak dunia dan sentimen negatif teror di Paris. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 38,00-36,00, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 42,00-44,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang