Harga Gula ICE Menguat Karena Penurunan Produksi

549

Harga gula berjangka melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Selasa dini hari tadi (17/11). Kenaikan harga gula terjadi akibat menurunnya produksi gula akibat faktor cuaca yang terjadi di Brazil maupun di Afrika Selatan.

Laporan meteorologi cuaca MDA Weather Services di Gaithersburg, Maryland, menyatakan bahwa Brazil saat ini mengalami curah hujan yang lebat sehingga menghambat panen gula di Brazil.

Sementara itu Tongaat Hulett Ltd, produsen gula terbesar di Afrika Selatan berdasarkan nilai pasar, mengalami penurunan laba semester pertama yang turun 13 persen karena kekeringan terburuk di negara itu dalam lebih dari dua dekade yang berakibat memangkas produksi gula.

Kekeringan terburuk Afrika Selatan sejak tahun 1992, yang disebabkan oleh pola cuaca El Nino, telah memangkas produksi tanaman termasuk gandum dan jagung serta gula.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami kenaikan tajam. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,14 sen atau setara dengan  0,93 persen pada posisi 15,18 sen per pon.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kekuatiran penurunan produksi tersebut.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,80 sen dan 14,40 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi  15,60 sen dan 16,00 sen per pon.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here