Harga kakao berjangka ICE Futures masih lanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Selasa dinihari tadi (17/11). Penguatan harga kakao dipicu kekuatiran cuaca kering yang dapat mengurangi produksi kakao di negara Pantai Gading dan menurunnya distribusi kakao.
Beberapa minggu terakhir ini menurut para eksportir, terjadi penurunan produksi kakao. Diperkirakan bahwa sekitar 47.000 ton biji dikirim ke pelabuhan negara Afrika Barat dari Abidjan dan San Pedro dari 9 November sampai 15, dimana produksi tersebut turun dari 61.000 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Di akhir perdagangan dini hari harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup melonjak sebesar 14 dollar atau 0,42 persen pada posisi 3.377 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat dengan perkiraan masih belum pulihnya proses distribusi di Pantai Gading. Namun perlu tetap diwaspadai aksi profit taking memanfaatkan kenaikan harga kakao yang tinggi.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.440 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.500 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.300 dollar dan 3.240 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang