Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Rabu siang (18/11) terpantau mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Harga komoditas ini memanfaatkan aksi bargain hunting yang dilakukan oleh para pelaku pasar untuk masuk ke dalam teritori positif.
CPO berhasil naik meskipun mata uang ringgit hari ini terpantau mengalami peningkatan yang terhadap dollar AS. Terpantau kurs pasangan USDMYR turun -0,08%, yag berarti terjadi penguatan Ringgit. Biasanya peningkatan ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya turun.
Harga CPO di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan signifikan. Harga kontrak Februari 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 26 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.319 ringgit per ton, naik pada penutupan perdagangan sebelumnya pada 2.293 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan trend penurunan. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global. Harga minyak mentah juga memberikan pengaruh kuat terhadap pergerakan harga CPO.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.290 ringgit dan 2.260 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.350 ringgit dan 2.380 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang