Harga Gula Tertekan Aksi Beli dan Kenaikan Dollar

446

Harga gula berjangka mengakhiri perdagangannya pada Rabu dini hari di teritori negatif (18/11). Harga gula terus mengalami kenaikan dalam 3 hari belakangan ini, bahkan sudah mencapai tertinggi 52 minggu. Aksi ambil untung menjadi penyebab utama penurunan harga komoditas ini.

Salah satu penyebab melemahnya harga gula berjangka tidak lepas dari kenaikan nilai tukar dollar. Secara fundamental harga komoditas ini masih berpotensi untuk melanjutkan trend bullish. Aksi beli yang terjadi akibat bargain hunting dan potensi penurunan pasokan menjaga harga bertahan dalam trend bullish.

Aksi beli yang dilakukan para spekulan masih menjadi support yang cukup kuat di pasar gula berjangka. Produksi gula di Brazil juga tampak sedang mengalami penurunan terkait tingginya tingkat kelembaban. Juga para produsen tebu lebih memilih untuk mengalihkan produksinya ke ethanol.

Pada penutupan perdagangan Rabu dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan yang signifikan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -2,64 sen atau setara dengan  -0,40 persen pada posisi 14,78 sen per pon.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh faktor produksi di negara-negara produsen, juga pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini masih berada dalam trend menguat untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,40 sen dan 14,00 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi  15,20 sen dan 15,60 sen per pon.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here