Pada akhir perdagangan Jumat dini hari tadi (20/11) harga batubara Rotterdam kontrak Desember mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga batubara abaikan kinerja harga minyak mentah yang makin tergerus. Meskipun demikian kenaikan harga yang terjadi masih sangat terbatas karena para pelaku pasar belum menemukan pijakan yang cukup solid untuk harga menguat.
Harga batubara sebenarnya sudah berada dalam kondisi yang oversold. Dampaknya para pelaku pasar mencari kesempatan untuk melakukan aksi bargain hunting. Di akhir perdagangan pekan lalu harga berhasil ditutup positif.
Penguatan harga batubara juga terjadi karena menurunnya impor dari Tiongkok. Seperti diketahui Tiongkok merupakan konsumen terbesar di dunia batubara, dan impor batubara turun 40 persen pada tahun ini. Konsumsi batubara sedang turun karena permintaan untuk pembangkit listrik jatuh, akibat dari perlambatan ekonomi negara dan peraturan lingkungan di kota-kota besar.
Menurut laporan, Pemerintah Tiongkok ingin menjauh dari sumber listrik kotor. Rencana baru pembangunan ekonomi dan sosial lima tahun, sampai tahun 2020, berkomitmen untuk langkah-langkah lingkungan yang bersih.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Desember berada di posisi 52,80 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan yang lumayan yaitu sebesar 0,15 dollar atau setara dengan 0,28 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Desember 2015 hari ini ditransaksikan pada posisi 37,25 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 51,80 dollar dan support kedua di level 52,30 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 53,30 dollar dan 53,80 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang