Pergerakan saham PT Indosat Tbk (ISAT) sejak pekan terakhir bulan September alami pergerakan yang terus bullish hingga perdagangan kemarin meskipun berakhir sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Saham IST selama periode tersebut telah naik signifikan hingga 40 persen lebih, padahal melihat kinerja perusahaan terakhir alami kerugian.
Namun kerugian tersebut bukan karena pendapatan perusahaan menurun namun dikarenakan pelemahan Rupiah yang membuat perusahaan alami rugi kurs yang cukup besar hingga Rp2 triliun lebih. Pasar melirik saham ini dikarenakan prospek bisnis perusahaan yang semakin kuat sejak sahamnya paling banyak dikuasai perusahaan telekomunikasi besar dunia yaitu Grup Ooredoo.
Baru-baru ini saja diberitakan perusahaan operator selular besar ini akan memakai lisensi merek Ooredoo dalam bisnisnya bahkan dapat menggunakan beberapa aset yang dimiliki oleh perusahaan asal Qatar tersebut. Dengan menggunakan merek ini diharapkan ekuitas akan meningkat.
Melihat kinerja keuangan terakhir, ISAT merugi hingga Rp1 triliun lebih akibat kerugian kurs yang dialami pada saat itu. Namun kerugian ini lebih sedikit dibanding kerugian tahun sebelumnya yang disebabkan naiknya pendapatan 10,50% menjadi Rp19,58 triliun dari Q3-2014 Rp17,72 triliun.
Melihat pergerakan sahamnya di lantai bursa perdagangan saham pada hari Kamis (19/11) saham ISAT ditutup pada level 4925 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di posisi sama dengan volume perdagangan saham mencapai 240 ribu saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ISAT bergerak dalam trend bullish namun perdagangan kemarin rally terhenti dimana terpantau indikator MA masih bergerak naik dan indikator Stochastic konsolidasi di area tengah. Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang datar, menunjukan rally ISAT masuki trend koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, rekomendasi trading pada target resistance di level Rp5000 dan level support di Rp4766.
Joel/VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens