Perbankan di Indonesia tetap menyalurkan kredit ke sektor perkebunan kelapa sawit, sekalipun harga minyak kelapa sawit sempat berada di level harga terendah enam tahun terakhir ini di pasar global. Di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang telah menyalurkan kredit ke sektor kelapa sawit yang meningkat cukup besar sampai data September 2015. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor perkebunan kelapa sawit sampai dengan September 2015 sudah mencapai Rp49 triliun.
Budi G. Sadikin menyebutkan kredit kelapa sawit tersebut tumbuh sebesar 8,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan total outstanding kredit Bank Mandiri yang mencapai Rp560,6 triliun, maka kredit perseroan ke industri kelapa sawit mengambil porsi cukup signifikan, yaitu nyaris 9%, demikian dijelaskan Budi kepada media, Senin (23/11).
Menurut Dirut bank terbesar ini, “Bank Mandiri konsisten dalam menetapkan target customer yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki pengalaman di industri kelapa sawit, dan didukung dengan fundamental usaha yang sehat serta penerapan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,” jelas Budi.
Budi menilai, perusahaan yang telah terintegrasi dengan industri hilir dianggap lebih stabil dalam kondisi sekarang ini. Perseroan pun kini merupakan salah satu dari 8 bank yang menjadi pionir dalam program keuangan berkelanjutan, dalam hal ini bank-bank tersebut akan menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang memiliki multiplier effect yang besar.
Terkait dengan penyaluran kredit ke sektor sawit, Bank Mandiri saat ini masuk menjadi salah satu dari delapan bank yang menjadi pionir dalam program keuangan berkelanjutan.
OJK bersama WWF akan mendampingi delapan bank ini untuk mulai menerapkan keuangan berkelanjutan secara sistematis dengan mengambil contoh kasus pada sektor kelapa sawit. Proyek ini akan berjalan selama 1,5 tahun yang dimulai pada Januari 2016.
Analisis Vibiz Research melihat bahwa harga minyak kelapa sawit di dunia telah terus tertekan belakangan ini, bersamaan dengan anjloknya harga berbagai komoditas global. Pada September lalu harga CPO sempat terpantau berada di posisi enam tahun terendahnya, pada sekitar harga Rp6.000’an. Namun saat ini ada sedikit rebound, pada sekitar harga Rp7.000’an per kilogram. Vibiz Research menilai pasar berpeluang untuk terjadi peningkatan harga menuju level Rp8.000’an, yang akan memberikan peluang keuntungan dan kelonggaran arus kas bagi industri perkebunan dan pabrik kelapa sawit nasional.
Keaktifan perbankan untuk terus mendanai sektor kelapa sawit tentunya karena melihat prospek ke depan, jangka panjang, dari sektor ini. Masalah risiko adalah sesuatu yang harus diantisipasi dan dimitigasi oleh perbankan. Di antaranya, seperti yang dijalankan di Bank Mandiri, adalah kehati-hatian dalam pemilihan debitur, terutama dipilih yang telah berpengalaman dan memiliki integrasi dengan industri hilir.
Jhon P/VMN/VB/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang