Harga gula berjangka melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Selasa dini hari tadi (24/11). Kenaikan harga gula terjadi akibat menurunnya produksi gula akibat faktor cuaca hujan yang terjadi di Brazil. Curah hujan yang tinggi menghambat proses produksi tebu, sebagai bahan utama penghasil gula di Brazil.
Menurunnya permintaan dari Tiongkok juga telah mendorong harga gula global lebih tinggi 30 persen tahun ini. Produksi gula juga turun seperlima kali di Uni Eropa.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami kenaikan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,11 sen atau setara dengan 0,72 persen pada posisi 15,41 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kekuatiran penurunan produksi tersebut. Juga perlu diperhatikan penguatan mata uang Real Brazil terhadap Dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 15,00 sen dan 14,60 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 15,80 sen dan 16,20 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang