Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Selasa siang (24/11) terpantau mengalami peningkatan yang lumayan. Harga komoditas ini memanfaatkan aksi bargain hunting yang dilakukan oleh para pelaku pasar untuk masuk ke dalam teritori positif.
CPO berhasil rebound meskipun mata uang ringgit siang ini terpantau mengalami peningkatan yang terhadap dollar AS. Biasanya peningkatan ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya turun.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan terbatas. Harga kontrak Februari 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 7 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.231 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan pelemahan. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit, dimana dengan semakin meningkatnya keyakinan kenaikan suku bunga AS, maka semakin menguatkan dollar AS.
Malam ini juga akan dirilis data ekonomi AS yaitu GDP Growth Rate QoQ yang diindikasikan berdasarkan survey para ekonom akan melemah, hal ini berarti akan menggambarkan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Jika hasil ini terjadi, maka akan melemahkan dollar AS.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.200 ringgit dan 2.170 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.260 ringgit dan 2.290 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang