Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan hari ini Rabu (25/11) terpantau mengalami penurunan. Pelamahan harga CPO dipicu oleh kenaikan nilai tukar Ringgit Malaysia.
Kenaikan Ringgit tidak terlepas dari pelemahan dollar AS, yang tertekan di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Turki, mengabaikan data yang positif pada ekonomi AS.
Ringgit siang hari ini terpantau naik 0,34% ke 4,1982 per dolar AS. Kenaikan nilai tukar ringgit menyebabkan harga komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang ini menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan terhadap komoditas ini menurun.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami penurunan yang signifikan. Harga kontrak Feruari 2016 yang merupakan kontrak paling aktif turun sebesar 10 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.265 ringgit per ton, turun dari posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya pada 2.275 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk mengalami pelemahan terbatas dengan penguatan Ringgit. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global.
Harga CPO berjangka kontrak Januari 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.235 ringgit dan 2.205 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.295 ringgit dan 2.325 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang