Harga kakao berjangka ICE Futures mengalami penurunan pada akhir sesi perdagangan Kamis dini hari tadi (26/11). Harga kakao berjangka di ICE Futures New York mengalami penutupan di teritori negatif.
Harga komoditas bahan baku cokelat ini sedang berada dalam fase konsolidasi terbatas. Saat ini di Pantai Gading, negara penghasil kakao terbesar di dunia ini mengalami curah hujan yang berlimpah, namun para petani kuatir hasil produksi yang didukung curah hujan saat ini dapat menutupi defisit produksi sebelumnya karena El Nino.
Petani mengatakan cuaca kering telah mendominasi bagian barat daya, barat dan pusat di wilayah barat dan saat ini pola hujan yang lebih menguntungkan tidak bisa menebus dampak dari defisit sebelumnya.
Disamping itu, harga Kakao berjangka juga turun, dengan pedagang lebih fokus pada kedatangan kacang di pelabuhan Afrika Barat, termasuk di pelabuhan di Pantai Gading.
Tekanan harga kakao juga datang dari penguatan dollar AS. Dengan positifnya data-data ekonomi AS yang dirilis tadi malam, semakin menguatkan dollar terhadap sekeranjang mata uang lainnya.
Di akhir perdagangan Jumat dini hari harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan pelemahan terbatas. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar 34 dollar atau 1,02 persen pada posisi 3.304 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi berbalik menguat dengan peningkatan produksi di negara-negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.340 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.380 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.260 dollar dan 3.220 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
