Mengakhiri perdagangan pasar valas tanah air periode awal tahun 2016 (4/01), kurs Rupiah ditutup melemah terhadap dollar ditengah melemahnya dollar terhadap major currencies hingga sesi Eropa. Kekhawatiran ekonomi global pasca buruknya data manufaktur Tiongkok menjadi pemicu pasar beralih ke aset safe haven.
Melemahnya kurs Rupiah juga terlihat dari respon pasar asing terhadap perdagangan obligasi pemerintah awal tahun meski di pasar saham investor asing berhasil cetak net buy. Dalam perdagangan obligasi hari ini tampak asing banyak menjual obligasi bertenor 10 tahun sehingga imbal hasilnya naik ke 8,754%, sedangkan di bursa saham net buy yang terjadi sekitar Rp84 miliar lebih. Namun meskipun demikian indeks harga saham gabungan awal tahun 2015 melemah 1,5 persen dari perdagangan sebelumnya ke posisi 4526.
Pergerakan dollar AS terhadap kurs utama global lainnya sore ini terpantau masih melemah oleh sentimen diatas setelah berhasil menutup tahun dengan prestasi yang mengesankan sepanjang tahun 2015. Dan tampaknya sentimen positif dari data PMI manufaktuir AS oleh Markit dan ISM malam ini tidak dapat mengangkat dollar kembali.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot sore ini turun 0,82% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13943/US$ setelah sempat dibuka pada level Rp13825/US$. Demikian kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini melemah ke 13898 dari hari sebelumnya 13795 hari Rabu (30/12).
Namun untuk pergerakan kurs Rupiah awal tahun 2015, Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah berpotensi alami pelemahan lanjutan oleh sentimen pelemahan ekonomi Tiongkok yang memberikan kekhawatiran pasar terhadap investasi di emerging market.
Joel/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang