Presiden Joko Widodo menilai, sepanjang tahun 2015 kita telah membangun pondasi yang baik dan kuat. Dalam politik anggaran subsidi BBM telah dialihkan untuk program-program yang bermanfaat bagi rakyat. Juga dilaksanakannya percepatan pembangunan infrastruktur, dan mengubah haluan pembangunan Indonesiasentris, bukan Jawa sentris. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan beberapa waktu lalu sebelum Natal.
Presiden Jokowi menyatakan kepercayaan sudah ada, demikian juga investasi antri akan masuk, kurs Rupiah stabil terhadap dollar, tinggal memanfaatkan kesempatan ini menjadi gol atau tidak.
Karena itu, Presiden Jokowi meminta agar tahun 2016 kita bisa lari lebih cepat lagi, bekerja lebih keras lagi karena tantangan 2016 juga tidak kalah beratnya dengan tahun 2015. Presiden menegaskan, kondisi yang sekarang ini adalah kondisi yang sangat baik.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi mengingatkan para menteri dan kepala lembaga untuk fokus pada 5 indikator penting yaitu pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan mengatasi pengangguran, dan masalah kesenjangan atau ketimpangan ekonomi.
“Ini harus terus dimonitor, terus dipantau, pencapaian lima indikator itu dari hari ke hari, dari bulan ke bulan,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi meminta para menteri terutama yang mendapatkan alokasi dana besar dari APBN agar mempercepat realisasi anggaran di awal tahun 2016 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2016, yang sesuai rencana, bisa naikkan menjadi 5,3 persen. Demikian juga agar 37 persen APBN yang dialokasikan ke Pemerintah Daerah ini juga harus segera direalisasikan.
Presiden juga mengapresiasi beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) yang telah melaksanakan lelang Pra DIPA, seperti Kementerian PU-Perumahan Rakyat yang telah melelang 42 persen, Kementerian ESDM 34 persen, dan Kementerian Perhubungan 31 persen.
Terkait mulai dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada awal 2016, Presiden Jokowi meminta Menteri BUMN Rini Soemarno agar momen Masyarakat Ekonomi ASEAN ini betul-betul bisa digunakan untuk melangkah atau memperkuat daya saing saing industri baik di BUMN maupun di swasta, memperkuat daya saing UMKM, dan mendorong ekspor.
Terkait inflasi, Presiden Jokowi juga meminta para menterinya agar memperhatikan masalah harga beras yang telah menjadi penyumbang angka inflasi tertinggi, sekitar 30 persen dibandingkan dengan kategori non beras.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang