Tahun 2015, Indonesia menghadapai tantangan ekonomi yang tidak mudah. Tantangan perekonomian dengan rendahnya harga komoditas global, kuatnya mata uang dollar dengan kenaikan suku bunga AS dan lanjutan kenaikan berikutnya, demikian penerimaan pajak tahun 2015 yang belum mencapai target.
Memasuki tahun 2016, bagaimana Indonesia menghadapi tantangan perekonomian yang ada?
Vibiz Media Network pada akhir tahun 2015 melakukan wawancara exclusive dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., PhD. Mengenai outlook ekonomi Indonesia pada tahun 2016.
Menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2016, Suahasil menyatakan, Ekonomi Indonesia di tahun 2016 akan lebih baik dari ekonomi tahun 2015. Dimana jika dilihat dalam tren pertumbuhan yang terus turun tiga atau empat tahun terakhir, maka tahun 2015 merupakan titik bottom untuk kembali bangkit, dan tahun 2016 akan naik.
Beberapa asumsi makro ekonomi yang dapat menguatkan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2016 akan lebih baik adalah sebagai berikut :
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada pada angka 5,3 % sepanjang 2016.
- Inflasi akan tetap terjaga, inflasi tahun 2015 ini sangat rendah, mungkin sekitar 3 %, tahun depan diharapkan naik menjadi 4,7 %.
Suahasil menyatakan kedua asumsi ini sudah menjadi asumsi makro yang dipakai menyusun APBN 2016.
Sedangkan asumsi makro lainnya yaitu :
- Kurs Rupiah terhadap Dollar AS, diperkirakan 13.900 sebagai rata rata satu tahun ke depan.
- Harga minyak rata rata 50 dolar per barel di tahun depan.
Berdasarkan pertimbangan asumsi makro ekonomi tersebut, Suahasil menyatakan perekonomian Indonesia dalam arah yang membaik.
“Apa yang dilakukan pemerintah di tahun 2015 ini menjadi dasar perbaikan ekonomi yang sudah terlihat di quarter 3 dan di quarter 4 dan tahun depan kita harapkan dapat terus membaik”, demikian Suahasil menambahkan.
Editor : Asido Situmorang
