Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Kamis dini hari tadi (07/01) ditutup turun. Harga gula melemah tertekan pelemahan mata uang Real Brazil dan pelemahan harga minyak mentah.
Mata uang Real Brasil pada penutupan perdagangan kemarin ditutup melemah 0,49% pada 4.0237, masih tertekan perkiraan PDB di Brazil akan berkontraksi lebih dari 3% tahun ini.
Harga minyak mentah anjlok mencapai terendah dalam lebih dari 11 tahun pada penutupan perdagangan Kamis dinihari tadi (07/01), tergerus perselisihan antara Arab Saudi dan Iran membuat kerjasama antara eksportir utama untuk memangkas produksi minyak mentah lebih tidak mungkin, ditambah kenaikan tajam dalam persediaan bensin AS.
Harga minyak mentah berjangka AS WTI turun $ 2, atau 5,56 persen, pada 33,97 dollar per barel, terburuk sejak 19 Desember 2008. Harga acuan minyak mentah berjangka Brent turun 5,93 persen, pada 34,26 dollar per barel, terendah sejak awal Juni 2004.
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,15 sen atau setara dengan -1,03 persen pada posisi 14,42 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan Real Brazil terhadap dollar AS dan pemulihan produksi gula kasar.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,00 sen dan 13,60 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 14,80 sen dan 15,20 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang