Harga CPO Menguat Terpicu Penurunan Persediaan dan Ekspor Indonesia

531

Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Senin siang (11/01) terpantau mengalami kenaikan mantap. Harga komoditas ini mendapatkan sentimen kenaikan yang signifikan akibat penurunan persediaan produksi dan ekspor dari Indonesia.

Persediaan mencapai 2,9 juta ton pada bulan Desember dan produksi adalah 2.430.000 ton, survei menunjukkan. Menurun dibandingkan dengan cadangan November sebesar 3,1 juta ton dan produksi dari 2,7 juta ton pada survei yang dilakukan bulan lalu.

Pengiriman minyak sawit dari Indonesia, eksportir terbesar di dunia, kemungkinan turun pada bulan Desember ke level terendah dalam empat bulan di tengah menurunnya permintaan dari Tiongkok dan India.

“Permintaan, terutama dari India dan Tiongkok, melemah,” kata Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Minyak Nabati Indonesia. Ekspor juga turun karena harga minyak mentah rendah yang mengurangi daya tarik sawit dan digunakan dalam biofuel, katanya.

Ekspor, termasuk minyak sawit dan inti, turun 2,5 persen dari bulan sebelumnya menjadi 2,33 juta metrik ton, menurut median dari tujuh perkiraan dari analis, penyuling dan pekebun. Ini merupakan terendah sejak Agustus 2015, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.

Rendahnya produksi membatasi ekspor dan bertepatan dengan penurunan pasokan dari Malaysia, negara terbesar kedua produsen kelapa sawit.

Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan mantap. Harga kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif mengalami penguatan sebesar 6 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.441 ringgit per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan trend menguatnya. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global.

Harga CPO berjangka kontrak Februari 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.410 ringgit dan 2.380 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.470 ringgit dan 2.500 ringgit.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here