Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Selasa dini hari tadi (12/01) ditutup turun. Harga gula melemah tertekan pelemahan mata uang Real Brazil dan pelemahan harga minyak mentah.
Harga gula turun tertekan lemahnya mata uang Real Brazil. Real Brazil telah jatuh 1,4% terhadap dolar tahun ini, di tengah kekuatan lanjutan dalam dolar dan kekhawatiran bahwa ekonomi Brazil bisa tenggelam lebih dalam ke dalam resesi.
Harga minyak mentah kembali anjlok tajam pada penutupan perdagangan Selasa dinihari tadi (12/01) dengan harga terjun ke posisi baru terendah 12-tahun tertekan tergelincirnya pasar saham Tiongkok. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada pada 31,41 dollar per barel, turun $ 1,75, atau 5,28 persen. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar $ 1,99 di 31,56 dollar per barel.
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,31 sen atau setara dengan -2,14 persen pada posisi 14,15 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan berpotensi tertekan dipengaruhi oleh pelemahan Real Brazil terhadap dollar AS dan pelemahan harga minyak mentah.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 13,75 sen dan 13,35 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 14,55 sen dan 14,95 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang