Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Asia Kamis pagi, meskipun pasar masih rentan terhadap kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global yang menekan pasar ekuitas.
Harga West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen menjadi 30,64 dollar per barel pada 0052 GMT. Pada penutupan dinihari tadi, harga minyak mentah berjangka WTI berada di 30,48 dollar per barel naik 4 sen, setelah jatuh serendah $ 30,10, yang merupakan kenaikan pertama pada tahun 2016.
Harga minyak mentah WTI turun sekitar 20 persen dari tertinggi pada hari pertama perdagangan di 2016 dan sempat jatuh di bawah $ 30 penghalang pada Selasa sebelum naik sedikit.
Sedangkan pada dinihari tadi, giliran harga minyak mentah Brent patokan global jatuh di bawah $ 30 per barel, turun ke 12-tahun baru rendah pada $ 29,96 per barel, sebelum menetap di $ 30,31 per barel, turun 55 sen atau 1,8 persen.
Sebuah laporan bearish dari Administrasi Informasi Energi AS pada hari Selasa menggarisbawahi kekhawatiran bahwa terjadi permintaan stagnan karena lebih banyak pasokan datang ke pasar.
Data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah naik 234.000 barel pekan lalu, jauh lebih sedikit dari harapan, dibayangi oleh laporan peningkatan 8,4 juta barel dalam bensin dan lebih dari 6 juta di sulingan, yang termasuk diesel dan minyak pemanas.
Kekhawatiran tentang ekonomi AS juga diperkuat dengan indeks Standard dan Poor 500 turun di bawah 1.900 untuk pertama kalinya sejak awal Oktober.
Di Tokyo pada hari Kamis, Nikkei 225 turun sekitar 600 poin, lebih dari 3 persen, setelah data menunjukkan pesanan mesin inti turun 14,4 persen pada November dari bulan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $30,00-$29,50 per barel, dan kisaran Resistance $31,00-$31,50 per barel.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang