Harga Karet Tocom Tertekan Pelemahan Minyak Mentah

488

Harga karet alami berjangka Tocom pada perdagangan Senin siang (18/01) terpantau turun. Penurunan harga karet Tocom terjadi karena melemahnya kembali harga minyak mentah dunia di perdagangan Asia pagi ini.

Harga minyak mencapai posisi terendah sejak tahun 2003 pada awal perdagangan Senin, karena pasar bersiap untuk meningkatnya ekspor Iran setelah pencabutan sanksi terhadap negara itu pada akhir pekan.

Pada hari Sabtu, badan pengawas nuklir PBB mengatakan Teheran telah melakukan komitmennya untuk mengurangi program nuklirnya, dan Amerika Serikat segera mencabut sanksi yang memangkas ekspor minyak anggota OPEC sekitar 2 juta barel per hari (bph) sejak pra-sanksi mereka 2011 yang mencapai puncak ke sedikit lebih dari 1 juta barel per hari.

Harga minyak mentah berjangka AS turun 58 sen ke $ 28,84 per barel setelah mencapai terendah tahun 2003 pada $ 28,36 pada awal sesi.

Harga minyak mentah internasional Brent jatuh ke $ 27,67 per barel pada Senin pagi, terendah sejak tahun 2003, sebelum pulih ke $ 28,25 oleh 0103 GMT, masih turun lebih dari 2 persen dari posisi pada Jumat.

Pada perdagangan siang ini, harga karet berjangka untuk kontrak paling aktif di bursa komoditas Tokyo yaitu kontrak bulan Juni 2016 terpantau melemah sebesar -1,1 yen menjadi 156,6 yen per kilogram, turun dari penutupan sebelumnya pada 157,7 yen per kilogram.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga karet berjangka Tocom pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi alami tekanan dipengaruhi oleh sentimen pelemahan harga minyak mentah dunia. Juga perlu diperhatikan pergerakan nilai tukar yen Jepang. Kedua indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pergerakan harga karet alami Tocom.

Harga komoditas karet berjangka di bursa Tocom akan mengetes level Support di 152,00 yen dan 147,00 yen. Harga akan menemui Resistance pada level 162,00 dan 167,00 yen jika harga berbalik ke teritori positif.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here