Pada akhir perdagangan Selasa dini hari tadi (19/01) harga batubara Rotterdam rebound, berbalik dari pelemahan dari perdagangan sebelumnya. Kenaikan harga batubara mengabaikan anjloknya harga minyak mentah. Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga minyak mentah WTI dan Brent sama-sama mengalami penurunan.
Harga batubara memperoleh dorongan dari penurunan produksi batubara di Tiongkok. Dengan penurunan produksi memberikan sentimen penguatan harga batubara.
Produksi batubara Tiongkok turun 3,5 persen menjadi 3,68 miliar ton pada tahun 2015, data resmi menunjukkan Selasa, karena memudarnya permintaan dan tindakan pemerintah untuk mengekang penggunaan bahan bakar fosil memaksa banyak perusahaan untuk memotong kembali operasi.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2016 berada di posisi 42,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,10 dollar atau setara dengan 0,23 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Harga batubara untuk kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Januari 2016 terpantau berakhir pada posisi 38,00 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kondisi fundamental yang negatif. Kekenyangan pasokan global minyak mentah membawa harga minyak mentah melemah, dan ini membawa tekanan bagi harga batubara.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 42,25 dollar dan Support kedua di level 41,75 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi lanjutan penguatan harga ada pada posisi 43,25 dollar dan 43,75 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang