Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun pada penutupan perdagangan Rabu dinihari tadi (20/1) akibat koreksi teknikal, dimana dalam perputaran tiba-tiba, harga minyak AS jatuh 3,3 persen setelah naik lebih dari 1 persen.
Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun 96 sen, atau 3,26 persen, pada $ 28,46 per barel setelah sebelumnya kembali kepada diskon untuk harga Brent.
Sedangkan harga minyak mentah Brent rebound dari level terendah 12-tahun setelah data menunjukkan permintaan minyak Tiongkok kemungkinan mencapai rekor tinggi pada 2015, tapi pemulihan tidak diharapkan untuk bertahan di tengah peringatan bahwa pasar akan tetap kelebihan pasokan tahun ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan global, membukukan kenaikan kuat harian dalam empat bulan, sebelum berkurang kembali ke perdagangan, naik 32 sen, atau 1,12 persen, pada $ 28,88 per barel.
Analis juga menyatakan karena banyak dorongan dari bawah $ 28 per barel untuk rally short covering singkat setelah harga minyak jatuh lebih dari 20 persen tahun ini, memicu rekor volume posisi pendek dalam seminggu hingga 12 Januari.
Para pedagang mengatakan harga menarik dukungan dari permintaan minyak yang kuat di Tiongkok. Perhitungan Reuters awal berdasarkan data pemerintah menunjukkan konsumsi minyak mencapai rekor 10.320.000 barel per hari (bph), naik 2,5 persen dari tahun 2014, menentang perlambatan pertumbuhan di ekonomi di negara terbesar kedua di dunia itu.
Badan Energi Internasional, yang menyarankan negara-negara tentang kebijakan energi industri, menyatakan kekenyangan minyak global diperkirakan bertahan sampai setidaknya akhir 2016 karena musim cuaca hangat dan meningkatnya pasokan.
“… pasar minyak menghadapi prospek tahun ketiga berturut-turut ketika pasokan akan melebihi permintaan sebesar 1 juta barel per hari dan akan ada ketegangan besar pada kemampuan sistem minyak untuk menyerap secara efisien,” kata IEA.
Permintaan minyak global jatuh ke terendah satu tahun pada kuartal keempat 2015, kata IEA.
Kelebihan pasokan semakin memburuk dengan kembalinya barel Iran ke pasar menyusul pencabutan sanksi-sanksi Barat terkait nuklir.
Iran mengatakan pihaknya bisa meningkatkan produksi minyak dengan 500.000 barel per hari dan mengeluarkan perintah untuk memulai kenaikan pada hari Senin, tapi IEA memperkirakan kenaikan lebih terukur dari sekitar 300.000 barel per hari untuk tambahan minyak mentah pada akhir kuartal pertama 2016.
Kebanyakan analis memperkirakan pengembalian penuh Iran untuk pasar minyak menjadi relatif lambat karena kebutuhan untuk merombak infrastruktur yang masih harus diinvestasikan, namun negara ini juga diperkirakan telah menyimpan 12-14 juta barel minyak mentah dan 24 juta barel kondensat untuk dijual segera.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia dan ekspor Iran. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $28,00-$27,50 per barel, dan kisaran Resistance $29,00-$29,50 per barel.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang