Harga timah di bursa Malaysia menguat pada perdagangan Kamis (21/01). Penguatan harga timah terpicu terjadinya penurunan produksi timah di Tiongkok.
Sembilan produsen timah utama Tiongkok, termasuk supplier timah dunia terbesar Yunnan Tin Company, pada Rabu (20/01) mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi produksi gabungan mereka dengan sekitar 17.000 ton atau 12% secara tahunan pada tahun 2016 dalam menanggapi kondisi pasar yang merugi. Industri di Tiongkok telah mengalami dampak negatif dengan terjadinya terus penurunan harga hingga 2015, yang dibuktikan dengan laporan kerugian keuangan dan penurunan produksi yang signifikan yang sudah dibuat dalam enam bulan terakhir.
Produksi dari sembilan produsen yang berpartisipasi (YTC, Cina Tin, Chengfeng, Zili, Kaimeng, Yunxin, Jinye, Nanshan dan Weitai) sebesar sekitar 140.000 ton pada tahun 2015. Hal ini setara dengan lebih dari 80% dari produksi dalam negeri logam timah Tiongkok dan sekitar 40% dari total dunia.
Harga timah telah merosot 30 persen pada tahun lalu di London di tengah perlambatan di Tiongkok, konsumen terbesar, dan pelemahan di pasar saham dan komoditas global. Sementara Indonesia, eksportir atas, juga telah menahan pasokan, harga terus turun pada melemahnya permintaan dan peningkatan produksi dari Myanmar. Dipotong setara dengan sekitar 5 persen dari produksi global tahun lalu.
Harga timah di bursa komoditas Malaysia terpantau mengalami kenaikan siang ini. Harga logam industri ini diperdagangkan pada posisi 13.450 dollar per ton, naik sebesar 150 dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga timah Malaysia pada perdagangan selanjutnya untuk jangka pendek akan mencoba mempertahankan penguatan menghadapi level resistance di posisi 13.650 dollar dan 13.850 dollar. Akan tetapi jika terjadi retreat dan melemah harga tembaga akan menghadapi level support di 13.250 dollar dan 13.050 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang