Harga Kakao ICE Menguat Dengan Short Covering Jelang Grinding Amerika Utara

512

Harga kakao berjangka ICE Futures rebound pada penutupan perdagangan Jumat dinihari (22/01). Pendorong kenaikan harga kakao terpicu aksi short covering jelang pengumuman penggilingan kakao di Amerika Utara.

Pedagang melakukan aksi short covering menjelang rilis penggilingan data kakao kuartal keempat Amerika Utara, dengan sebagian besar pedagang yang dihubungi oleh Reuters memperkirakan untuk melihat kenaikan 1 persen, meskipun perkiraan luas berkisar dari 1 persen lebih rendah sampai 5 persen lebih tinggi.

Tekanan lainnya sebelumnya berasal dari data resmi di top produsen Pantai Gading yang menunjukkan kedatangan biji kakao yang lebih tinggi dari perkiraan para eksportir, kata para pedagang.

Grinding adalah proses dimana produsen komersial menghancurkan biji kakao panggang menjadi cocoa butter, yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Data adalah ukuran tonase dalam proses pabrik dan dipandang sebagai tanda untuk permintaan.

Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 45 dollar atau 1,60 persen pada posisi 2.855  dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan menguat jika hasil penggilingan Amerika Utara meningkat. Potensi penguatan juga bisa terjadi dengan masih adanya hambatan produksi di negara produsen.

Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 2.900 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.950 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 2.800 dollar dan 2.750 dollar.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here