Harga kakao berjangka ICE Futures naik pada akhir perdagangan Sabtu dinihari (23/01). Kenaikan harga kakao terpicu menguatnya hasil penggilangan biji kakao di Asia.
Pasar kakao naik terdorong data yang kuat pada grinding Asia mengatasi kekecewaan hasil grinding di Amerika Utara yang menunjukkan penurunan tak terduga besar dalam volume. Grinding kakao merupakan pengolahan biji ke dalam mentega dan bubuk, diperlakukan sebagai acuan untuk permintaan.
The Cocoa Association of Asia melaporkan grinding kakao di Malaysia, Singapura dan Indonesia, prosesor utama benua Asia, mencatatkan hasil 161.227 ton dalam tiga bulan terakhir tahun 2015, naik 14% secara tahunan. Ini masih menyisakan grinding turun 2,8% selama tahun kalender penuh pada 597.452 ton.
Kenaikan grinding Asia ini membantu mengimbangi kekecewaan pasar di beberapa angka lemah dari grinding Amerika Utara yang dirilis setelah pasar ditutup pada hari Kamis.
Nasional Confectioners Association mengatakan bahwa grinding kakao di Amerika Utara turun 3,3% pada periode Oktober ke Desember, pada 118.896 ton. Sementara Analis mengharapkan hasl antara penurunan 1% dan kenaikan 5%. Sedangkan hasil grinding setahun penuh Amerika Utara berada pada 484.992, turun 7% secara tahnan dan ini merupakan jumlah terendah sejak 2012.
Di akhir perdagangan Sabtu dini hari harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 17 dollar atau 0,60 persen pada posisi 2.872 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat dengan perkiraan masih adanya kekuatiran hambatan produksi di negara-negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 2.920 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.970 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 2.820 dollar dan 2.750 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang