Harga minyak mentah berjangka memperpanjang kenaikan pada hari Senin menyusul lonjakan pada akhir pekan lalu terdorong aksi short-covering dan permintaan bahan bakar yang dipicu oleh cuaca dingin di belahan bumi bagian utara.
Harga minyak mentah berjangka WTI naik 5 sen menjadi $ 32,24 per barel, dibandingkan dengan sesi tinggi pada $ 32,64 dan penyelesaian sebelumnya di $ 32,19 per barel.
Harga minyak mentah berjangkan Brent naik 8 sen menjadi $ 32,26 per barel setelah menyentuh $ 32,69 per barel pada hari sebelumnya.
Sebuah badai salju besar di Pantai Timur AS membantu kenaikan permintaan minyak untuk pemanas, yang membantu mendongkrak harga minyak mentah.
Sementara di New York dan Philadelphia, amasyarakat kembali dapat berbisnis, sementara Washington tidak siap setelah badai bersejarah mengkibatkan salju setebal 51 cmdi kota dan hampir tiga kaki (1 meter) di daerah sekitarnya.
Saham Asia menguat pada Senin pagi, mengikuti reli Wall Street di belakang kenaikan tajam harga minyak mentah.
Dolar stabil di ¥ 118,75 setelah melonjak 0,9 persen pada Jumat, ketika menyentuh puncak dua minggu dari 118,88.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan masih berlangsungnya musim salju di AS, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak untuk pemanas. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Resistance $32,75-$34,25 per barel, dan jika harga retreat akan menembus kisaran Support $31,75-$31,25 per barel.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang