Harga minyak mentah berjangka WTI turun lebih dari 3 persen di perdagangan Asia pada Rabu (27/01) tertekan aksi profit taking yang menyapu sebagian besar kenaikan di sesi sebelumnya terkait dengan harapan untuk pemotongan produksi.
Harga minyak mentah berjangka WTI turun 88 sen menjadi $ 30,57 per barel, setelah mencapai sesi rendah pada $ 30,30 per barel. Sebelumnya pada penutupan dinihari tadi, harga minyak mentah berjangka WTI berakhir naik 3,7 persen, atau $ 1.11, pada $ 31,45 per barel. Sedangkan minyak mentah Brent telah ditutup naik $ 1,30, atau 4,26 persen, pada $ 31,80 per barel.
“Sentimen positif berasal dari pendapatan perusahaan AS yang kuat dan pembicaraan dari OPEC dan Rusia yang mempertimbangkan pengurangan produksi. Kami mempertimbangkan kemungkinan perjanjian antara pihak-pihak ini sebagai sangat kecil,” kata ANZ dalam catatan Rabu.
Persediaan minyak mentah AS naik 11,4 juta barel dalam pekan sampai 22 Januari untuk 496.600.000, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk peningkatan 3,3 juta barel. Persediaan minyak mentah di titik pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 664.000 barel, demikian data yang disampaikan kelompok industri American Petroleum Institute pada Selasa.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS, yang diindikasikan berdasarkan hasil konsensus akan berada pada 3.3M, turun dari hasil sebelumnya pada 3.979M.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan, jika hasil persediaan minyak mentah mingguan AS terealisasi menurun, akan meningkatkan harga minyak mentah. Harga akan menembus level Resistance $ 31,00-$ 31,50, dan jika harga retreat akan menembus level Support $ 30,00-$ 29,50.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang