Pada akhir perdagangan Jumat dini hari tadi (29/01), harga batubara Rotterdam kontrak paling aktif berakhir di teritori negatif. Harga batubara perdagangan dinihari tadi gagal memanfaatkan kenaikan harga minyak mentah.
Pelemahan harga batubara dipicu oleh penurunan impor Tiongkok. Impor batubara kokas Tiongkok jatuh pada tahun 2015. Pada bulan Desember impor datang di 4.450.000 ton, naik 9,2% pada November, meskipun tingkat tahun-ke-tahun runtuh oleh 41,6%. Untuk seluruh impor tahun jatuh menjadi 48 juta ton, turun 23% pada 2014. Impor dari Australia, pemasok internasional terbesar Tiongkok, turun 18%, kinerja relatif kuat dibandingkan dengan eksportir batubara lainnya.
Penurunan impor batubara kokas Cina seiring dengan penurunan dalam produksi baja Tiongkok pada tahun 2015. Sebagai bagian dari laporan GDP Q4 yang dirilis awal bulan, China NBS mengungkapkan bahwa Tiongkok memproduksi total 803.830.000 ton baja mentah pada tahun 2015, turun 2,3% dari tahun sebelumnya.
Sementara dalam berita lain, Tiongkok mengimpor 28,3 juta ton batu bara dari Indonesia pada tahun 2015, memberikan negara Asia Tenggara pangsa 18,1 persen dari total 155.800.000 ton impor. Ini turun dari pangsa 20,6 persen itu pada 2014.
Di antara eksportir atas ke Tiongkok, Rusia juga mengalami penurunan pangsa pasar, turun menjadi 10,1 persen dari 11,1 persen pada tahun 2014.
Prospek untuk impor batubara China masih bearish, mengingat upaya untuk membatasi penggunaan bahan bakar untuk alasan lingkungan dan kelebihan kapasitas produksi dalam negeri. Ini berarti bahwa tren saat ini impor menurun, tetapi dengan meningkatnya pangsa pasar untuk Australia, kemungkinan akan dipertahankan.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Januari 2016 berada di posisi 45,20 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar -0,30 dollar atau setara dengan -0,66 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Desember 2015 hari ini ditransaksikan pada posisi 38,60 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah dan penguatan dollar AS. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 44,70 dollar dan support kedua di level 44,20 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 45,70 dollar dan 46,20 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang