Indeks Shanghai di Bursa Tiongkok membukukan hasil negatif pekan lalu, turun tajam -6.1% secara mingguan, dan semakin mengakumulasikan hasil negatif, anjlok -23,4% secara bulan, sebagai penurunan terbesar tidak hanya untuk kawasan Asia, tapi di seluruh perdagangan saham global.
Pada pekan lalu indeks Shanghai sempat anjlok 6% pada Selasa (26/01), pelemahan indeks Shanghai tertekan Arus dana keluar Tiongkok melonjak pada bulan Desember, dengan perkiraan jumlah 2015 mencapai $ 1 triliun, juga data yang dirilis oleh Departemen Keuangan pada Senin menunjukkan perusahaan milik negara, yang mencakup sepertiga dari total laba perusahaan industri, membukukan penurunan 5,4 persen dalam pendapatan untuk tahun 2015. Tekanan tersebut ditambah lagi dengan anjloknya harga minyak mentah di bawah $ 30 per barel.
Sejak awal bulan ini, melemahnya bursa Tiongkok, membuat investor terus menantikan stimulus pemerintah Beijing. Harapan tersebut sebenarnya tumbuh sejak awal pekan ini, dimana harapan stimulus Tiongkok dinantikan, dan terbantu dengan harapan stimulus ECB dan BOJ awal pekan ini. Namun stimulus pemerintah Tiongkok tak kunjung memberikan kepercayaan investor untuk memberikan penguatan bursa Tiongkok.
Buruknya data ekonomi domestik Tiongkok, baik data keluarnya arus dana asing, penurunan laba perusahaan industri menekan bursa Tiongkok pekan lalu. Hasil pertemuan The Fed yang mempertahankan suku bunga AS juga menekan bursa Tiongkok.
Pasar Saham Tiongkok mengabaikan injeksi bank sentral likuiditas sebesar 590 miliar yuan ($ 90 milyar) ke pasar modal negara, tingkat tertinggi sejak 2013, jelag tahun baru Imlek.
Demikian juga, Adanya stimulus BOJ di akhir pekan dengan diterapkannya kebijakan suku bunga negatif, menguatkan bursa global, termasuk bursa Tiongkok. Namun hasil positif tersebut belum bisa menguatkan indeks Shanghai pekan lalu.
Bagaimana perkiraan pergerakan indeks Shanghai pekan ini?
Minggu ini akan dirilis data indikator ekonomi Tiongkok yang mencatatkan hasil negatif, turun tipis dari hasil sebelumnya.
NBS Manfacturing PMI Januari, diindikasikan turun tipis dari hasil sebelumnya.
Caixin Manfacturing PMI Januari, diindikasikan turun tipis dari hasil sebelumnya.
Non Manfacturing PMI Januari, diindikasikan turun tipis dari hasil sebelumnya.
Foreign Exchange Reserves Januari, diindikasikan turun dari hasil sebelumnya.
Caixin General Services PMI Januari, diindikasikan turun tipis dari hasil sebelumnya
Hasil negatif ini memang belum tentu melemahkan bursa Shanghai. Seperti dua minggu lalu, setelah hasil data hasil buruk perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 6,8 persen pada kuartal keempat 2014, tergelincir 0,1 persen dari pertumbuhan 6,9 persen pada kuartal ketiga. Hal ini sejalan dengan perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters. Sedangkan dalam pertumbuhan tahunan yang sama di 6,9 persen, turun dari 2014 sebsar 7,3 persen, dan laju paling lambat ekspansi ekonomi sejak tahun 1990. Hasil ini malah membangkitkan harapan stimulus akan dilakukan oleh pemerintah Beijing.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Shanghai masih berpotensi melemah pekan ini, kecuali ada stimulus pemerintah Tiongkok yang dapat memberikan kepercayaan investor dan menguatkan indeks Shanghai. Indeks Shanghai pekan depan diperkirakan bergerak di kisaran Support 2,491-2,311 dan kisaran Resistance 2,941-3,180.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang