Pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (30/01), harga batubara Rotterdam kontrak paling aktif berakhir di teritori negatif. Harga batubara perdagangan dinihari tadi gagal memanfaatkan kenaikan harga minyak mentah.
Pelemahan harga batubara dipicu oleh kekuatiran penurunan permintaan Tiongkok terkait program pemerintah Tiongkok untuk melaksanakan proyek energi bersih.
Tiongkok harus meningkatkan proporsi gas alam dalam bauran energi saat ini yang selama ini didominasi oleh batubara untuk mengurangi polusi udara, seorang ahli mengatakan Minggu.
Dibandingkan dengan batu bara, pembakaran gas alam memancarkan 20 persen lebih sedikit karbon dioksida dan 99 persen dari debu asap, yang secara substansial dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah, Zheng Xinli, ekonom makro dan presiden China Association of Policy Science, mengatakan dalam seminar yang diselenggarakan di Sanya dari selatan Provinsi Hainan.
Pembakaran pabrik batu bara China dianggap salah satu penyebab utama dari kabut asap di wilayah utara musim dingin ini. Sekitar dua pertiga dari energi negara berasal dari batu bara, sementara konsumsi gas alam hanya menyumbang kurang dari enam persen.
Tiongkok memiliki langkah-langkah untuk membalikkan keadaan dengan mempromosikan energi bersih, termasuk gas alam, dan membatasi ekspansi industri batubara. Konsumsi batubara akan diturunkan ke 62 persen dari bauran energi pada tahun 2020, menurut rencana pemerintah.
Di akhir perdagangan Sabtu dini hari harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Februari 2016 berada di posisi 44,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,45 dollar atau setara dengan -1,00 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Februari 2016 ditransaksikan pada posisi 36,50 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi melemah dengan lesunya permintaan akan potensi pelemahan harga minyak mentah akibat kekenyangan pasokan global.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 44,25 dollar dan support kedua di level 43,25 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 45,25 dollar dan 45,75 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang