Indeks Harga Saham Gabungan pada pembukaan perdagangan Kamis (04/02) dibuka negatif, turun -15,35 poin atau -0,33% pada 4611,46. Penguatan IHSG terdorong penguatan bursa global dengan kenaikan harga minyak mentah dan penguatan Rupiah.
Bursa Wall Street ditutup mixed pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (04/02), terdorong kenaikan harga minyak yang membantu kenaikan besar indeks indeks Dow Jones dan S & P 500.
Harga minyak mentah melonjak 8 persen pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (04/02) setelah dolar AS melemah dan mengabaikan data yang menunjukkan lonjakan besar tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS yang mencapai rekor tertinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 183,12 poin, atau 1,13 persen, pada 16,336.6. Indeks S & P 500 ditutup 9,5 poin lebih tinggi, atau 0,5 persen, pada 1,912.53. Indeks komposit Nasdaq ditutup turun 12,71 poin, atau 0,28 persen, pada 4,504.24.
Demikian juga Bursa saham Eropa ditutup turun tertekan melemahnya saham-saham perbankan, mengabaikan kenaikan harga minyak mentah.
Sementara itu bursa Asia pagi ini dibuka mixed, dimana hanya indeks Nikkei yang berada di zona merah, tertekan data indikator keuangan yang turun.
Pagi ini terpantau kurs Rupiah menguat 0,17% pada 13,636 terhadap dollar AS. Pelemahan dollar AS tertekan data sektor industri AS yang melemah.
Kenaikan IHSG juga didukung optimisme ekonomi Indonesia dengan adanya pengakuan peringkat investment grade Indonesia pada posisi stabil.
Setelah Lembaga Pemeringkat Moody’s Investors Service pada hari Kamis (28/01), mengafirmasi Sovereign Credit Rating Indonesia pada level layak investasi (investment grade), dengan peringkat Baa3/stable outlook, maka pada Senin (01/02) kemarin, lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade).
Dalam siaran persnya, seperti yang dirilis di website Bank Indonesia, JCR memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/stable outlook. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan afirmasi bagi sovereign credit rating Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid ditopang oleh konsumsi domestik yang kuat, defisit fiskal yang terkendali dan pengelolaan utang pemerintah yang sehat, kondisi sektor perbankan yang relatif kuat, serta ketahanan terhadap tekanan eksternal.
Pada awal perdagangan saham Indonesia pagi ini, terpantau semua sektor saham berada di zona hijau. Terpantau 126 saham menguat dan 27 saham melemah. Terjadi perdagangan saham sebanyak lebih dari 552 juta saham dengan nilai mencapai lebih dari 529 miliar rupiah, dengan frekuensi perdagangan sebanyak lebih dari 23900 kali.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan IHSG berpotensi menguat dengan optimisme ekonomi Indonesia dan penguatan bursa global. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 4599-4565, dan kisaran Resistance 4662-4693.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang