Bursa Wall Street AS ditutup melemah tajam pada penutupan perdagangan Sabtu dinihari (06/02) tertekan penurunan besar dalam saham teknologi dan data ketenagakerjaan AS yang mixed menimbulkan kekhawatiran Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Ketiga indeks utama dibuka sedikit lebih rendah, dengan indeks Dow Jones sebentar mencoba untuk naik, tapi ditutup 211 poin lebih rendah. Saham McDonald dan Home Depot menjadi pemberat pada indeks.
Indeks S & P 500 ditutup turun 1,85 persen, dengan sektor teknologi informasi turun lebih dari 3,35 persen.
Indeks Nasdaq turun 3,25 persen, dengan saham Apple dan iShares Nasdaq Bioteknologi ETF (IBB) masing-masing turun 2,67 persen dan 3,19 persen. Juga saham Amazon dan Facebook memberatkan indeks, yang ditutup turun masing-masing 6,36 persen dan 5,81 persen.
Saham LinkedIn juga merosot 43,63 persen setelah membukukan hasil lemah pada kuartalan mereka.
Investor juga mencerna data tenaga kerja AS yang mixed. Pertumbuhan pekerjaan di AS melambat tajam bulan lalu, sebagai tanda terbaru dari melemahnya ekonomi di tengah pasar keuangan global yang bergejolak, keuntungan perusahaan lebih rendah dan sektor manufaktur dalam negeri yang melemah. Sedangkan tingkat pengangguran, turun tipis menjadi 4,9% bulan lalu, terendah sejak Februari 2008.
Laporan pekerjaan mengangkat kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lain, kata Arne Espe, manajer portofolio senior di USAA Investments.
Data ekonomi AS baru-baru ini telah mixed, ditambah dengan penurunan harga minyak, telah memberikan kontribusi meningkatnya kekhawatiran resesi.
Namun, glassdoor Kepala Ekonom Andrew Chamberlain mengatakan “jika kita akan ke resesi, hal pertama yang akan dilakukan perusahaan adalah menghentikan perekrutan.” Namun tidak terbukti karena tercatat bahwa jumlah lowongan kerja masih tinggi.
Sementara dalam data ekonomi lainnya, defisit perdagangan AS membengkak pada bulan Desember di tengah dolar yang meningkat dan permintaan global yang lemah.
Investor juga terus melihat pada harga minyak. Harga minyak mentah AS diperdagangkan sideways pada Jumat, sebelum berakhir turun di $ 30,89 per barel, turun 2,6 persen, atau 83 sen. Jumalh rig minyak AS turun 31 minggu ini dan mencapai 467, menurut data dari Baker Hughes.
Capital Group Phoa mengatakan penurunan harga minyak adalah salah satu faktor utama yang mendorong volatilitas pasar baru-baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 211,75 poin, atau 1,29 persen, pada 16,204.8, dengan saham Nike sebagai penurun terbesar dan saham Merck yang naik tertinggi.
Indeks S & P 500 berakhir turun 35.40 poin, atau 1,85 persen, ke 1,880.05, dengan sektor teknologi informasi memimpin delapan sektor yang lebih rendah dan sektor utilitas dan telekomunikasi yang naik.
Indeks Nasdaq berakhir turun 146,41 poin, atau 3,25 persen, di 4,363.14.
Malam nanti akan dirilis data indikator ekonomi AS yaitu Fed Labor Market Conditions Index Januari yang diperkirakan berada pada posisi 2.6, turun dari hasil sebelumnya pada 2.9.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street dapat melemah jika data Fed Labor Market Condition Index terealisir turun. Namun juga perlu diperhatikan pergerakan harga minyak mentah, yang jika merosot akan semakin menekan bursa Wall Street, atau sebaliknya jika menguat dapat membantu kenaikan bursa Wall Street.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang