Perdagangan CPO bursa Malaysia ditutup hari Senin dan Selasa ini untuk libur Tahun Baru Imlek. Diharapkan setelah Imlek, perdagangan CPO bangkit kembali.
Seperti diketahui produksi CPO juga mengalami hambatan akibat cuaca kering pengaruh El Nino.
Sementara itu pada perkembangan terakhir, Malaysia dan Indonesia telah memprotes rencana Prancis untuk memberlakukan pajak progresif hingga EUR900 (EUR1 = RM4.61) per ton pada produk berbasis kelapa sawit yang masuk ke negara itu.
Pada akhir pekan, harga CPO kontrak Februari 2016 naik RM67 menjadi RM2,497 per ton, harga kontrak Maret 2016 naik RM25 menjadi RM2,523 per ton, dan harga kontrak April 2016 naik RM44 menjadi RM2,580 per ton, sedangkan harga kontrak Mei 2016 berakhir naik RM49 pada RM2,571.
Omset lebih tinggi pada 227.269 lot dari 193.670 lot minggu lalu, sedangkan terdapat 253.318 kontrak pada Jumat dibandingkan 237.337 kontrak pekan lalu.
Pada hari Jumat harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak April 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 31 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.562 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya akan memperhatikan pergerakan mata uang Ringgit terhadap dollar AS. Pergerakan harga juga bisa dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan pasokan global dan harga minyak mentah .
Harga CPO berjangka kontrak April 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Support pada posisi 2.510 ringgit dan 2.460 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan ada pada posisi 2.610 ringgit dan 2.660 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang