Harga kakao berjangka ICE Futures ditutup naik pada akhir perdagangan Selasa dinihari tadi (09/02). Kenaikan harga kakao berasal dari masih adanya serangan angin Harmattan yang membuat kekhawatiran hambatan produksi di Afrika Barat.
Seperti yang pernah dinyatakan oleh Commerzbank yang memperkirakan terjadinya kemerosotan produksi Pantai Gading karena adanya serangan angin gurun Harmattan, yang telah kuat tahun ini daripada telah selama beberapa dekade. “Cuaca terlalu kering di Afrika Barat – termasuk Ghana, produsen kakao terbesar kedua – yang cenderung bertahan,” katanya dalam sebuah laporan pasar.
Eksportir dan analis memperkirakan panen April sampai September di Pantai Gading bisa dikurangi hingga 200.000 ton dari lebih dari setengah juta ton diproduksi musim lalu, karena Harmattan.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 89 dollar atau 3,20 persen pada posisi 2.870 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat dengan perkiraan masih adanya kekuatiran hambatan produksi di negara-negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 2.920 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.970 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 2.820 dollar dan 2.770 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang