Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (11/02), harga batubara Rotterdam menguat, terdorong penguatan harga minyak mentah Brent.
Harga minyak mentah bergerak sideways pada perdagangan hari Rabu kemarin, namun akhirnya ditutup turun untuk minyak mentah AS dan naik untuk minyak mentah Brent, karena kekhawatiran kekenyangan pasokan global mengimbangi data yang menunjukkan kejutan penurunan persediaan minyak mentah AS.
Harga minyak mentah Brent naik lebih dari $ 1 ke $ 31,90 per barel setelah laporan EIA, tapi kemudian mengurangi kenaikan untuk $ 31,06, naik 73 sen dari penutupan sebelumnya. Sedangkan Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun 49 sen, atau 1,75 persen, pada $ 27,45 per barel.
Harga batubara berhasil mengikuti sentimen positif yang terjadi di pasar minyak mentah. Sebagai bahan bakar alternatif kenaikan harga minyak mentah memberikan dorongan yang searah pada harga batubara berjangka.
Di akhir perdagangan harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2016 berada di posisi 42,95 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan sebesar 0,10 dollar atau setara dengan 0,23 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Februari 2016 hari ini ditransaksikan pada posisi 36,50 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah, dengan kekuatiran kelebihan pasokan minyak mentah. Namun jika pembicaraan kesepakatan produsen OPEc dan non-OPEC untuk memotong pasokan minyak mentah mereka mengalami kemajuan, akan menaikkan harga minyak mentah dan mendukung kenaikan batubara.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 42,50 dollar dan Resistance kedua di level 42,00 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 43,50 dollar dan 44,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang