Bursa Jepang Akhir Pekan Anjlok, Kebijakan Suku Bunga Negatif Belum Berhasil

727
indeks nikkei

Di akhir perdagangan bursa saham Jepang akhir pekan Jumat (09/02), indeks Nikkei berakhir turun, ditutup anjlok –760,78 poin, atau -4,84 persen, pada 14,952.61. Indeks Nikkei terus tertekan penguatan Yen dan penurunan saham perbankan yang tergerus kebijakan suku bunga negatif, hingga akhir perdagangan hari ini.

Lihat : Indeks Nikkei Dibuka Anjlok Terendah Sejak 2014

Indeks Nikkei jatuh untuk tujuh dari delapan sesi terakhir ke penutupan terendah sejak Oktober 2014. Pelemahan Indeks Nikkei 225 dalam beberapa hari terakhir, karena yen cepat menguat terhadap dolar, dengan indeks berakhir turun lebih dari 11 persen untuk seminggu.

Selama perdagangan Asia, pasangan dolar-yen berada di 112,50, naik dari sesi rendah 111,91, hasil tersebut diperdagangkan serendah 110,98 pada hari Kamis, dibandingkan dengan tingkat lebih dari 120 pada awal bulan. Yen telah meningkat tajam sejak BOJ menjalankan kebijakan suku bunga negatif. Penguatan yen adalah negatif untuk saham ekspor karena mengurangi keuntungan mereka di luar negeri bila dikonversi ke dalam mata uang lokal.

Karena penguatan Yen, membuat saham-saham eksportir Jepang tertekan. Saham Toyota, Nissan dan Sharp turun masing-masing -6.81 persen, -5.82 persen , dan -10,32 persen.

Perbankan di Asia dan saham keuangan masih di bawah tekanan, mengikuti pelemahan di Eropa dan AS karena kekhawatiran yang meningkat atas kinerja potensi mereka dalam pertumbuhan rendah dan tingkat suku bunga rendah.

Saham-saham perbankan Jepang tertekan. Saham Mitsubishi UFJ berakhir turun 2,23 persen, saham SMFG turun sebesar 4,06 persen, saham Mizuho Financial turun 3,66 persen dan saham Nomura jatuh 9,21 persen.

Minyak mentah AS anjlok 4,5 persen semalam, namun berbalik menguat 4,81 persen pada jam Asia di $ 27,47 per barel. Minyak mentah patokan global Brent naik 4,36 persen di $ 31,37 per barel setelah meluncur 2,5 persen semalam.

Namun saham energi Jepang turun. Saham Inpex turun 6,36 persen dan saham Japan Petroleum turun 3,94 persen.

Dalam berita lain, langkah Bank of Japan (BOJ) yang mengejutkan untuk mengadopsi suku bunga negatif tidak akan memberikan kontribusi banyak untuk mencapai tujuan inflasi 2%, menurut mayoritas analis yang disurvei oleh Reuters. Lima belas dari 18 analis dalam survei yang dilakukan antara 05-12 Februari mengatakan “tidak” ketika ditanya apakah pelonggaran kuantitatif dan kualitatif dengan suku bunga negatif yang dilakukan BOJ meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan inflasi 2%.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau naik 90 poin atau 0,61% pada 14,890, naik dari perdagangan sebelumnya pada 14,800.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei diperkirakan masih berpotensi melemah terbatas merespon potensi penguatan Yen dan pelemahan saham perbankan dengan dijalankannya kebijakan suku bunga negatif. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 14,552-14,024, dan kisaran Resistance 15,574-16,067. 

 

Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here