Harga kakao berjangka terpantau mengalami pelemahan pada akhir perdagangan Jumat dini hari (05/02). Harga komoditas bahan baku cokelat tersebut turun akibat pelemahan pasar keuangan dan komoditas, juga melemahnya kurs poundsterling terhadap dollar AS.
Bursa Saham Eropa berakhir melemah tajam pada hari Kamis (12/02), karena merosotnya saham perbankan dan komoditas dan kekuatiran investor terhadap perkembangan ekonomi global. Dengan melemahnya saham komoditas, membuat kekuatiran pelemahan permintaan komoditas membayangi investor.
Sedangkan Pada penutupan perdagangan forex dinihari tadi, kurs pasangan GBPUSD ditutup turun -0.32 % pada 1.4475. Kurs poundsterling yang alami tekanan profit taking setelah 2 hari perdagangan sebelumnya rally di tengah buruknya fundamental mata uang Inggris oleh sikap bank sentral dan pemerintah negara kerajaan tersebut. Pound menjadi kurs yang ditinggalkan pasca rencana pemerintah keluar dari Uni Eropa dan juga sikap BOE yang tidak punya agenda untuk menaikkan suku bunganya berbeda dengan yang pernah disampaikan pada akhir tahun lalu..
Di akhir perdagangan Rabu dini hari harga kakao berjangka kontrak Mei 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -54 dollar atau -1,89 persen pada posisi 2.800 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak menguat untuk jangka pendek, dimana diperkirakan akan ada hambatan gangguan produksi di negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Resistance pada posisi 2.850 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.900 dollar. Sedangkan level Support yang akan dites jika terjadi pelemahan ada pada 2.750 dollar dan 2.700 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang