Harga kakao berjangka ICE Futures akhir pekan menguat pada akhir perdagangan Sabtu dinihari (13/02). Kenaikan harga kakao berasal dari kekhawatiran defisit produksi kakao di negara produsen kakao.
Doug Hawkins dari perusahaan riset Hardman Agribisnis mengatakan produksi kakao berada di bawah tekanan karena metode pertanian tidak berubah selama ratusan tahun.
Menurut laporan, metode pertanian yang buruk dan tidak terorganisir yang mengarah ke defisit pada tanaman kakao, yang menyebabkan kekurangan dan bisa menyebabkan deforestasi, kecuali petani dunia meningkatkan dan mengatur budidaya kakao.
Di akhir perdagangan sabtu dini hari harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 61 dollar atau 2,21 persen pada posisi 2.827 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat dengan perkiraan masih adanya kekuatiran hambatan produksi di negara-negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 2.880 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.930 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 2.780 dollar dan 2.730 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang