Harga minyak mentah berjangka rebound pada hari Rabu (17/02) di tengah harapan investor bahwa kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia untuk menahan produksi minyak pada tingkat Januari akan mendorong perjanjian yang lebih luas di antara produsen yang akhirnya bisa mengurangi produksi untuk mendukung harga.
Harga minyak mentah berjangka AS naik 29 sen ke $ 29,33 per barel, setelah mengakhiri sesi terakhir turun 40 sen.
Sedangkan harga minyak mentah Brent telah naik 45 sen menjadi $ 32,63 per barel pada 0258 GMT, setelah turun $ 1,21 pada sesi sebelumnya.
Produsen utama minyak Rusia dan Arab Saudi pada hari Selasa sepakat untuk membatasi produksi minyak pada tingkat Januari, memberi kesempatan eksportir minyak lainnya bergabung.
Irak, Qatar dan Venezuela mengatakan mereka akan menahan produksi pada tingkat Januari jika kesepakatan bisa disepakati, sementara anggota OPEC Iran bisa ditawarkan perlakukan khusus untuk menahan tingkat produksi minyak, kata sumber-sumber.
Harga minyak awalnya melonjak pada Selasa setelah berita tentang kesepakatan tetapi keuntungan awal yang dihapuskan oleh kesadaran bahwa tidak akan ada pemotongan pasokan segera untuk mengatasi kelebihan pasokan global.
Penahanan produksi pada tingkat Januari akan membuat sedikit perbedaan untuk keseimbangan supply-demand keseluruhan tahun ini dan tidak akan cukup untuk menghapus surplus 600.000 barel per hari yang diproyeksikan untuk tahun ini, analis FGE mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Rabu.
“Ini bisa membuka gelombang untuk tindakan lebih lanjut yang akan diambil oleh negara-negara seperti Arab Saudi, anggota OPEC lainnya dan Rusia yang dianggap perlu,” kata FGE.
Produksi minyak Arab Saudi telah mengalami stagnasi pada sedikit lebih dari 10 juta barel per hari di seluruh tahun 2015, yang berarti bahwa “semua yang dicapai adalah kesepakatan untuk melanjutkan apa yang mereka lakukan”, kata Phillip Futures.
Investor juga akan mencermati data persediaan minyak AS pada Rabu untuk arah lebih lanjut pada harga minyak. Persediaan minyak mentah AS naik 3,9 juta barel menjadi 505.900.000 barel dalam pekan sampai 12 Februari, menurut jajak pendapat Reuters analis pada hari Selasa.
Laporan persediaan mingguan dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan Departemen Energy Information Administration (EIA) AS akan dirilis masing-masing pada hari Rabu dan Kamis masing-masing, sehari dari biasanya karena libur publik pada Senin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi turun dengan sentimen negatif kekenyangan persediaan minyak mentah. Namun bisa terangkat jika kesepakan pemotongan produksi oleh produsen minyak OPEC dan non-OPEC mencapai hasil yang final. Harga diperkirakan akan menembus level Support $ 28,80-$ 28,30, dan jika harga naik akan menembus level Resistance $ 29,80-$ 30,30.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang