Harga Minyak Mentah AS Naik Mengabaikan Laporan Peningkatan Persediaan

1021

Harga minyak mentah AS berakhir naik pada penutupan perdagangan Jumat dinihari (19/02), mengabaikan data pemerintah AS yang menunjukkaan kenaikan persediaan minyak mentah AS, yang bertentangan dengan laporan persediaan sebelumnya.

Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah naik 2,1 juta barel dalam pekan lalu dengan kilang minyak menaikkan produksi. Analis mengharapkan peningkatan 3,9 juta barel.

Laporan sebelumnya telah mendukung kenaikan harga setelah American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, mengatakan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun 3,3 juta barel pekan lalu.

Sedangkan persediaan bensin melonjak 3 juta barel, mengalahkan ekspektasi sebesar 2,5 juta barel. Persediaan distilasi, yang termasuk diesel dan minyak pemanas, naik 1,4 juta barel, sedikit di bawah perkiraan konsensus.

Harga minyak mentah berjangka AS kontrak Maret naik 11 sen  atau 0,36 persen, pada $ 30,77 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen menjadi $ 34,25 per barel. Brent sebelumnya diperdagangkan setinggi $ 35,73. WTI naik lebih dari 3 persen pada sesi tertinggi.

Minyak mentah telah naik lebih dari 3 persen pada hari Kamis setelah Iran pada Rabu menyambut baik rencana Rusia dan Arab Saudi untuk menahan produksi.

Kenaikan menambahkan lonjakan lebih dari 7 persen pada sesi sebelumnya, yang datang meskipun analis mengatakan pasar telah bereaksi berlebihan untuk dukungan Iran untuk terhadap Rusia-Arab untuk menahan produksi, namun tidak mungkin untuk mengurangi surplus global.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh bertemu rekan-rekannya dari Venezuela, Irak dan Qatar pada Rabu tetapi tidak mengatakan apakah Iran akan menahan produksi sesuai dengan proposal yang diajukan oleh Rusia dan Arab Saudi.

Pada hari Kamis, Menteri Perminyakan Irak mengatakan pembicaraan akan berlanjut antara negara OPEC dan non-OPEC untuk menopang harga.

Juru bicara Kementerian Minyak Irak Asim Jihad mengatakan pertemuan darurat bisa dilakukan bulan depan “jika ada kesepakatan antara semua pihak, menurut The Wall Street Journal.

Minyak telah runtuh dari tingkat diatas $ 100 per barel pada pertengahan 2014 karena kelebihan pasokan, yang diperdalam setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak akhir tahun itu menjatuhkan kebijakan pemotongan pasokan untuk meningkatkan harga.

Iran mengekspor sekitar 2,2 juta barel per hari (bph) minyak mentah sebelum 2012, ketika sanksi yang dikenakan oleh kekuatan dunia untuk mengekang Teheran dalam program nuklir, berkurang menjadi sekitar 1,1 juta barel per hari. Sanksi dicabut bulan lalu, yang memungkinkan Iran untuk melanjutkan menjual minyak ke Uni Eropa. Sumber yang akrab dengan pemikiran Iran telah mengatakan pekan ini bahwa Iran tidak akan menahan produksi pada level saat ini.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi menguat dengan kemajuan kesepakan pemotongan produksi oleh produsen minyak OPEC dan non-OPEC yang juga didukung Iran. Harga diperkirakan akan menembus level Support $ 30,00-$ 29,50, dan jika harga naik akan menembus level Resistance $ 31,00-$ 31,50.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here