Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (20/02) berakhir turun. Harga gula menjadi turun terpicu adanya pelemahan permintaan gula.
Michael McDougall, kepala desk Brasil di Societe Generale, dalam sebuah catatan menyatakan bahwa beberapa trading house melakukan pemesanan pengiriman, hal tersebut memungkinkan permintaan tidak memadai lagi.
Sementara itu dari Brasil dilaporkan, produksi etanol Brasil siap untuk memecahkan rekor lain di musim 2016/17, menekan kenaikan harga gula baru-baru ini.
Konsultan Archer mengatakan sebagian besar pabrik Brasil masih berjuang dengan utang besar-besaran di pasar kredit yang ketat karena ekonomi terpuruk ke dalam resesi. Kas pabrik miskin akan terlihat untuk menghasilkan modal kerja secepat mungkin setelah panen dimulai, yang akan mendorong mereka untuk mendukung etanol lebih dari gula. Etanol dapat dijual di pasar spot untuk menghasilkan uang tunai langsung, sedangkan penawaran ekspor gula mengambil lebih banyak waktu untuk pembayaran.
Pada penutupan perdagangan harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,18 sen atau setara dengan -1,40 persen pada posisi 12,67 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi melemah dipengaruhi oleh penurunan permintaan dan pemulihan produksi gula kasar.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 12,20 sen dan 11,70 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 13,20 sen dan 13,70 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang