Harga minyak sedikit melemah pada perdagangan Selasa setelah membukukan kenaikan kuat pada sesi sebelumnya di belakang penurunan yang diharapkan dalam produksi AS, tapi analis memperkirakan tertekan meningkatnya produksi dari Iran.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $ 33,10 per barel pada 0118 GMT, turun 29 sen dari pemukiman terakhir mereka. Harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent turun 21 sen ke $ 34,48 per barel.
Penurunan Selasa terjadi setelah kenaikan kuat pada sesi sebelumnya di belakang memperkirakan penurunan produksi minyak AS tahun ini.
Produksi minyak serpih diperkirakan turun 600.000 barel per hari (bph) tahun ini dan 200.000 bpd lebih lanjut pada tahun 2017, menurut Badan Energi Internasional (IEA).
Namun analis mengatakan bahwa penurunan terjadi dengan prospek bahwa kenaikan produksi Iran setelah akhir sanksi internasional, yang akan memperpanjang kelebihan pasokan. Saat ini 1-2 juta barel minyak mentah yang dihasilkan setiap hari lebih dari permintaan.
“Pertumbuhan pasokan minyak mentah dari Iran akan lebih dari kompensasi untuk setiap penurunan produksi AS,” kata ANZ.
IEA mengatakan bahwa dalam jangka panjang, produksi AS juga akan pulih berkat meningkatnya efisiensi biaya, mengangkat produksi ke rekor 14,2 juta barel per hari pada 2021, dibandingkan dengan puncak lebih dari 9,5 juta barel per hari pada tahun 2015.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi melemah dengan masih tingginya kekuatiran kekenyangan pasokan global, kecuali hari ini ada kemajuan mantap tentang kesepakatan Rusia dan negara OPEC untuk menahan produksi. Harga diperkirakan akan menembus level Support $ 32,50-$ 32,00, dan jika harga naik akan menembus level Resistance $ 33,50-$ 34,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang